Setelah pengumuman ujian nasional sudah
tentu rasa bahagia menyeruak. Ditambah lagi setelah dinyatakan lulus ujian
nasional dinyatakan pula lulus seleksi penerimaan mahasiswa baru dari perguruan
tinggi yang diimpikan. Namun sayangnya kebahagiaan itu berakhir justru saat
sudah berada di perguruan tinggi yang ternyata jaraknya jauh dari rumah. Tidak
ada pilihan lain selain hidup terpisah dari orang tua di tempat baru untuk
menempuh pendidikan demi cita-cita yang diinginkan.
Hidup di tempat baru dan jauh dari orang
tua adalah pengalaman yang berharga dan tidak mudah dilupakan. Tetapi tidak ada
pengalaman yang berkesan tanpa tantangan dan kesulitan.
Tantangan yang pertama kali muncul bagi
mahasiswa baru saat pertama kali menginjakkan kakinya di rumah kos atau asrama
adalah homesick atau rasa rindu akan
rumah. Berbagai gelaja homesick
muncul diantaranya :
- Merindukan rumah.
- Merasa kesepian, depresi dan gelisah.
- Tidak bisa berkonsentrasi.
- Timbulnya rasa sakit.
- Timbulnya tangis secara tiba-tiba.
Gejala-gejala tersebut
akan terjadi dalam waktu-waktu tertentu, seperti :
- Ketika ada rasa shock tentang dunia kampus terutama saat masa orientasi mahasiswa baru yang dianggap masa terberat seorang mahasiswa baru.
- Ketika perasaan tidak dalam keadaan yang baik itu akan sulit untuk menjalani hari demi hari selama jauh dari orang tua.
- Ketika orang-orang di rumah kos atau asrama pulang ke rumah atau dijenguk oleh keluarga.
- Ketika masalah dengan keuangan muncul.
Dalam
beberapa kasus, homesick bisa menjadi
momok menakutkan bagi mahasiswa baru. Tetapi sesungguhnya hidup jauh dari orang
tua adalah pengalaman yang setidaknya harus dirasakan setidaknya sekali seumur
hidup.
Dan
ini adalah hal penting untuk tidak membiarkan kadar homesick menghalangi perjalanan meraih cita-cita dan menikmati
betapa indahnya dunia kampus itu.
Fokus dengan Tujuan
Perasaan
ingin pulang ke rumah akan menyeruak saat homesick
sudah menguasai diri. Betapa dahsyatnya homesick
sampai membutakan otak kita tentang tujuan mengapa kita berada disini. Di
tempat yang jauh dari orang tua ini kita mempunyai tujuan untuk menempuh
pendidikan tinggi demi cita-cita. Selalu
tanamkan dalam bagian terdalam otak tentang tujuan mengapa berada disini.
Selalu ingatkan pada diri sendiri bahwa berada di tempat baru ini untuk masa
depan. Saat tujuan sudah tertaman dengan kuat di dalam otak maka rasa homesick akan menghilang secara perlahan
dan diganti oleh rasa semangat untuk meraih cita-cita.
Lingkungan Baru, Teman Baru
Merasa kesepian adalah
penyebab utama dari homesick.
Perasaan itu timbul karena jarak yang memisahkan dengan orang tua dan orang
yang biasa membuat perasaan nyaman tidak berada di sekitar. Tetapi hal itu
tidak menjadi penghalang untuk tidak bisa memiliki orang lain yang membuatmu
nyaman. Salah satu caranya dengan memulai pertemanan dengan orang-orang yang ada di sekitar. Terumana
dengan orang yang juga mengalami homesick.
Dilatar belakangi oleh perasaan yang sama membuat sebuah hubungan terjalin dan rasa solidaritas terpupuk untuk membantu
menghilangkan rasa homesick yang
selalu menjadi momok.
Sibuk, Sibuk, Sibuk
Di dalam dunia kampus banyak sekali organisasi yang
bisa menjadi sarana untuk bersosialisasi. Organisasi adalah tempat yang tepat
untuk menyibukkan diri untuk menghilangkan rasa homesick yang menyeruak. Selain itu organisasi bisa menjadi sarana
belajar dan bersosialisasi. Karena organisasi terbuka untuk setiap mahasiswa
yang ada di universitas, maka dengan berorganisasi bisa membuat jaringan
pertemanan yang luan dengan latar belakang disiplin ilmu yang berbeda serta
latar belakang sosial yang berbeda. Bertemu teman baru, bersosialisasi dan
mengambil bagian dari organisasi akan membantu untuk membuat diri tetap sibuk
dan tidak ada waktu untuk merasa kesepian apalagi merasa homesick.
Jangan Terlalu Sering Pulang ke Rumah
Walau pun waktu yang ditempuh untuk bisa pulang ke
rumah hanya dua jam atau bahkan satu jam, hal itu menjadi salah satu alasan
untuk pulang ke rumah setiap kali kesepian dan kerinduan terhadap suasana rumah
melanda. Bahkan menggunakan setiap kesempatan walau hanya libur selama satu
hari untuk pulang ke rumah dengan alasan homesick.
Tetapi sesungguhnya cara itu tidaklah efektif. Terlalu sering pulang ke rumah
membuat rasa homesick bukannya
menghilang, tetapi semakin menjadi. Perasaan nyaman saat berada di zona aman
dan nyaman berada di rumah akan membuat keinginan untuk pulang semakin menjadi.
Cobalah untuk pulang ke rumah dengan intensitas sebulan sekali dan fokus dengan
menjalin hubungan pertemanan yang baru untuk membunuh homesick.
Tetap Berhubungan
Menghindari kontak
dengan orang di rumah untuk membunuh homesick
bukanlah cara yang tepat. Justru dengan tetap berhubungan dengan orang di rumah
akan mengobati rasa kerinduan itu. Dengan semakin canggihnya perkembangan
teknologi membuat sarana komunikasi
tidak terbatas. Jika bertelepon tidak mengobati kerinduan melihat wajah orang
tua, kini sudah ada teknologi video call yang membuat rasa kerinduan akan
menatap wajah orang tua terobati. Setidaknya tetaplah berhubungan dengan orang
yang ada di rumah secara rutin dengan memanfaatkan canggihnya teknologi dewasa
ini.
Homesick adalah masalah yang
paling menggelisahkan yang dialami setiap mahasiswa baru ketika pertama kali
hidup jauh dari orang tua. Tetapi sesungguhnya hidup jauh dari orang tua adalah
parameter untuk mengukur tingkat kemandirian dan kedewasaan seseorang. Serta
ketangguhan dalam menghadapi dunia baru yang “kejam”.
-dwina712-
0 komentar:
Posting Komentar