Selamat
siang semua.
Sudah
lama tidak posting sesuatu di blog. Yah, biasalah namanya juga mahasiswa yang
(sok) sibuk. Apalagi sekarang saya sudah semester 6, mau KKN dan skripsi.
Uhuhuhuhuu. Tetapi hari ini saya akan posting sebuah review dari MV Yesung Super
Junior yang berjudul 문
열어봐
atau Here I am.
Jadi
pada tanggal 18 April 2016 Yesung, vokalis tampan Super Junior yang suaranya bisa
buat orang patah hati menangis semalam suntuk, meluncurkan mini album solonya
yang pertama. Yah, akhirnya setelah malang melintang di dunia hiburan sejak
tahun 2005, Yesung meluncurkan mini album solo juga. Selamat, Bang! J
Ah, selain menjadi debut solonya Yesung yang beberapa lagunya dikomposisi oleh
Yesung, album ini juga diluncurkan oleh Label SJ. Tahu kan?? FYI, Label SJ
adalah label yang masih ada di dalam naungannya SM Entertainment hanya saja
label ini fokus pada Super Junior. Label SJ merupakan hadiah dari SM untuk
Super Junior dan juga ELF, jadi sekarang seluruh aktivitas member Super Junior
ada di bawah Label SJ. Singkatnya, Super Junior sudah punya daerah otonomi
sendiri di dalam SM Entertainment, yaitu Label SJ.
Oke, setelah berbicara
sedikit tentang background dari mini album ini. Sekarang kita fokus pada MV
alias music video-nya alias video klipnya. Yah, MV-nya seperti MV lagu ballad
pada umumnya, ada sebuah cerita dalam video berdurasi lima menit lebih sedikit
yang menggambarkan cerita dari lagu Here I am. Secara garis besar cerita dari
MV ini adalah seorang pria, yaitu Yesung, yang akan pindah dari apartemennya. Saat
dia sedang membereskan barang-barangnya ada pemilik gedung beserta dua orang
yang merupakan calon penghuni apartemen Yesung. Tetapi, hal yang paling
mencengangkan adalah salah satu dari calon penghuni apartemen itu adalah mantan
kekasih Yesung. Jadilah sembari melihat interior apartemen, Yesung dan wanita
itu, sebut saja si Mbak, bernostalgia. Ada banyak kenangan mereka di apartemen
ini, mulai dari sepasang boneka kecil, ada juga keran di wastafel yang Yesung
tidak pernah tutup secara sempurna dan sebuah ikat rambut yang Yesung beri saat
keduanya menonton film bersama. Dan, akhir cerita dari MV ini adalah.... Hmm,
sepertinya tidak akan saya beri tahu. Baca saja postingan ini sampai akhir dan
temukan seberapa gilanya saya memberikan review. Apakah lebih gila dari review
MV A Million Pieces dan Magic?? Let’s see.
Detik pertama MV ini dibuka oleh Yesung yang
berdiri di tengah jalanan yang sepi dengan mata terpejam. Dari keadaan sekitar
yang terdapat pohon sakura dapat diperkirakan pengambilan gambar pada saat
musim semi soalnya ada juga suara embusan angin, mungkin sekitar bulan Maret
gitu. Yesung yang merem aja udah ganteng pun membuka matanya. Uwaaaa, sepasang
mata itu tidak pernah membuat saya gagal berteriak. Tatapan matanya Yesung itu
lho, dalam dan kayak ada luka di dalamnya gitu. Pokoknya adegan pembuka itu
udah buat jantung rasanya menceplos begitu ditatap Yesung segitu dalamnya.
Gila, lebay amat lu!
Setelah
berada di jalanan, Yesung pun pindah ke apartemennya. Dia sedang beres-beres
karena mau pindahan. Selain buku-buku dan perabot yang dia kemas, ada juga sepasang
boneka kecil yang membuat penonton penasaran.
Nah, ada yang menarik dari sesi beres-beresnya Yesung,
yaitu sepasang boneka kecil yang Yesung masukin di dalam kardus dan di Close-up
sama kameramennya. Kira-kira ada apa dengan boneka itu? Mengapa boneka itu
harus di Close-up? Pasti ada apa-apanya nih boneka ini? Bisa jadi ada arwahnya
kayak Annabelle. Lupakan. Ini MV lagu ballad ya jadi nggak ada unsur horornya.
Intinya boneka ini menyimpan rahasia deh antara Yesung dan seseorang.
Kita
tahu yang namanya abis beres-beres pasti lelah, letih, lesu, lunglai, lemas,
lapar, ahh lebay deh. Intinya, Yesung sadar kalo beres-beres sendirian itu
melelahkan. Keringat yang mengucur dari pori-porinya membuat cairan tubuhnya
berkurang. Yesung dehidrasi!!! Dia butuh sesuatu untuk diminum untuk
menggantikan cairan tubuhnya yang hilang. Yah, akhirnya Yesung nimun juga walau
bukan minum m***ne atau p***ri s**at yang mengandung isotonik dan bisa
menggantikan cairan tubuh yang hilang. Yesung hanya minum air putih yang dia
ambil dari keran. Tetapi karena di sana udah negara maju makanya air kerannya
bisa diminum dan nggak buat sakit perut. Lha saya?? Nggak sengaja nelan air pas
kumur aja langsung sakit perut sehari semalam.
Sayangnya,
aktivitas minum Yesung harus terinterupsi oleh suara bel yang ditekan. Ada seseorang
yang bertamu. Semoga sih buka debt collector. Bisa jadi abang-abang DO alias
delivery order, kan biasanya orang yang tinggal sendiri dan mager sukanya DO
biar praktis. *itu sih saya banget*. Sambil kelarin minumnya, tamu yang ada di
luar, yang nggak lain ibu-ibu, bersuara. Intinya dialognya kaya gini:
Ibu-ibu
: Apa ada orang di rumah?
Yesung
: Iya, tunggu sebentar.
Yesung pun kelarin
minumnya dan cuci gelasnya. Tuh, Yesung aja abis minum langsung dicuci
gelasnya. Situ? Kalo gelas belum bau naga nggak dicuci.. Iuh! Yesung buru-buru
pergi dari dapur buat buka pintu, tetapi ada yang tertinggal nih. Apa ya?
Hatinya Yesung masih kecantol di hati aku. Eaaaaa.
Nah, ini dia yang tertinggal oleh Yesung. Usai mencuci
gelasnya, Yesung tidak menutup keran secara sempurna. Masih ada tetes air yang
meluncur dari sana. Aduh, Yesung gimana sih. Ini bentuk pemborosan air dan duit
tau. Air menetes gitu selama dua puluh empat bisa buat mandi lho. Di saat
seperti ini saya butuh Do Min Joon muncul di MV. Kenapa? Yah, Do Min Joon kan
alien yang pendengarannya tajam. Tetes air kedengaran sama telinganya. Do Min
Joon muncul dan matiin keran Yesung biar hemar air dan duit buat bayar tagihan.
By the way, menutup keran secara tidak sempurna itu menjadi bagian dari
kebiasaan Yesung tuh.
Yesung langsung buka pintunya dan ada tiga orang
tamu yang semuanya perempuan. Perempuan pertama adalah ibu-ibu yang tadi
bersuara, dia itu pemilik gedung apartemen yang datang ke apartemen Yesung buat
nunjukkin interior apartemen Yesung ke dua calon penghuni. Calon penghuninya
ada dua orang perempuan. Perempuan pertama Yesung sambut dengan ramah. Nah, pas
perempuan kedua itu. Teng. Tong. Teng.
Tidak
berbeda dari Yesung, perempuan kedua, yang biar lebih mudah panggil si Mbak,
sama-sama terkejut. Niatnya yang mau tersenyum batal karena yang ada di
hadapannya itu Yesung. Nah, di sini sudah mulai masuk ke dalam cerita nih. Ada
misteri yang harus dikuak. Siapakah si Mbak? Dan apa hubungannya dengan Yesung?
Sebenarnya ini sih biasa
banget kalo di drama dan film. Tanpa dikasih tau pun penonton udah tau. Ini salah
satu stereotype dari drama kalo ada dua orang punya kisah bersama di masa lalu
dan tanpa diduga mereka bertemu. Ya, jadinya begitu. Shock. Nggak sanggup
senyum. Bahkan sampe nggak sanggup berkata-kata. Terus ada salah satu yang akhirnya
memecahkan keheningan dan kecanggungan dengan bersuara. Pokoknya dramatis.
Dari apartemen kita pindah lagi ke jalan, kita
lihat Yesung tampan bernyanyi. Aduh, awal lagu ini dimulai dari nada rendah
dengan suara Yesung yang serak-serak gimana gitu. Menyayat dan menggetarkan
banget deh.
Kembali lagi ke apartemen di mana wajah Yesung
cengo banget berhadapan sama si Mbak. Udah ini drama banget deh.
Adegan
selanjutnya pun kembali drama lagi. Mbaknya pura-pura nggak peduli dan nggak
kenal sama Yesung. Dengan kepala yang tertunduk dan wajah yang penuh rasa
bersalah, dia berjalan melewati Yesung. Drama banget kan?
Eh, sebenarnya si Mbak
masuk rumah setelah ibu-ibu pemulik gedung apartemen berseru, apa yang dia
lakukan di sana? Kenapa nggak masuk? Seharusnya si Mbak jawab, saya lagi
tatapan dulu sama mantan. Jangan ganggu! Elaaah.
Setelah si Mbak melewatinya, kelopak mata Yesung
turun beberapa derajat. Itu perpaduan antara dia kecewa karena si Mbak hanya
melewatinya begitu saja sama dia menatap sesuatu. Apakah sesuatu itu?
Jeng. Jeng. Jeng. Ini dia objek yang ditatap
Yesung, yaitu sepatu si Mbak yang dipake dengan menginjak bagian belakang. Jadi
pake sepatu tetapi rasa sandal. Apalah itu. Pokoknya saya juga sering make
sepatu ala begitu kalo udah buru-buru. Wkkk. Sepatu yang dipake ala sandal
kembali di Close-up sama om kameramennya. Sudah pasti ada sesuatu sama sepatu
ini? Mungkin sepatunya udah lama nggak dicuci dan bau naga? Atau sepatunya
belum disol? Tau deh. Loncat aja ke poin berikutnya buat cari tahu.
Seperti
biasa stereotype dari drama lagi nih. Dimana pasangan yang berpisah dan bertemu
lagi secara tidak terduga terus salah satu menatap benda yang menjadi ciri khas
pasangan lalu mereka akan bernostalgia. Yesung pun begitu setelah dia menatap
sepatu rasa sandal yang dipake si Mbak. Dia bernostalgia saat dia jalan sama si
Mbak di musim semi karena ada pohon sakura. Walking with her in the spring. Eh?
Itu lagunya Yoochun. Ah, pokoknya mereka sedang jalan berdua ala pasangan gitu.
Si Mbak yang ngomong macem-macem dan Yesung nanggapi sambil senyum. Ah, Yesung
nunjukin sisi gentlenya nih, dia berjalan di sebelah kanan yang beneran di tepi
jalan buat ngelindungi si Mbak. Jadi kalo pasangan jalan di tepi jalan itu
harus kaya gitu. Cowok yang jalan di pinggir jalan buat ngelindungin si cewek
dan si cewek yang nggak di pinggir jalan juga harus tau diri. Jangan
geser-geser jalannya kalo nggak mau bunuh si cowok. Abaikan ini. Oke!
Saya
fokus ke pakaian Yesung nih, dia pakai kemeja putih garis-garis dirangkai oleh
vest yang buat saya mikir itu seragam sekolah atau pakaian kerja? Tapi kayaknya
sih pakaian kerja soalnya Yesung dan si Mbak di sini dandanannya nggak pantes
jadi anak sekolah. Wakaaakaaa.
Memakai sepatu rasa sandal sudah menjadi ciri
khas dari si Mbak. Saat jalan sama Yesung dia pakai sepatu putih yang dipakai
ala sandal, alhasil sepatunya lepas dan Yesung ambil. Adegan drama lagi nih. Si
cowok yang lebih tinggi isengi si cewek yang pendek. Yesung ambil sepatunya si
Mbak dan diangkat tinggi kalo si Mbak mau ngambil. Pokoknya Yesung ngerjain si
Mbak biar nggak dapat sepatunya lagi. Untungnya musim semi jadi kaki si Mbak
nggak membeku karena pake kaos kaki doang. Di sini Yesung tampan pas senyum dan
tertawa lepas. Mata sipitnya bikin gemes. Yah, walau sudah ada kerutan di mata
dan beberapa bagian wajah yang membuktikan Yesung sudah kepala tiga. Jahat amat
kamu!
Sayangnya, kebahagiaan Yesung dan si Mbak yang
kita lihat harus berakhir. Yesung bernyanyi lagi seorang diri sepanjang jalan
dihiasi pohon sakura. Dia bernyanyi sambil mengenang kenangan bersama si Mbak
di sini. Kali ini Yesung dishoot dari samping, hidung mancungnya sih oke banget
tuh, dagunya yang lancip walau sekilas kaya double chin gitu dagu Yesung. Bagus
deh Yesung kalo dishoot dari samping, jadi nggak kelihatan tembamnya.
Gambaran bagaimana Yesung pas jaman bersama si
Mbak masih berlanjut. Kali ini keduanya sedang menonton film di apartemen
Yesung. Sementara si Mbak begitu terpaku pada layar laptop, eh Yesung curi-curi
pandang si Mbak. Kalo yang otaknya di selangkangan pasti mikir Yesung lagi
lihat si Mbak dan berpikir kapan dia harus ‘serang’ si Mbak. Wkaakkaaa. Sayangnya,
saya bukan begitu. Saya malah kira, Yesung lagi cari waktu yang tepat buat
mengangkat tangannya dan menyentuh philtrum si Mbak. Kaya nggak tau Yesung aja
suka grepe-grepe wajah orang. By the way, ekspresi wajah Yesung di sini lucu
deh. Pipi gembulnya keliatan dan wajahnya polos banget. Dari cara menatap si
Mbak, Yesung bukan menatap si Mbak seperti kekasih, tetapi Yesung natap si Mbak
kaya orang baru pertama kali liat cewek nonton film di sebelahnya. Singkatnya,
tatapan mata Yesung kaya Jones kronis yang baru nonton film berdua sama cewek.
Si Mbak nggak peduli tuh ada Yesung di
sebelahnya. Dia lebih asyik nonton film daripada nonton Yesung yang ada di
sebelahnya. Kalo saya yang jadi si Mbak sih, ada Yesung di sampingnya langsung
tutup laptop, abaikan ponsel, matikan televisi dan fokus pada pria tampan yang
ada di sebelah saya. Sayangnya, Cuma mimpi ya.
Ini nih adegan yang buat fangirls di luar sana
teriak histeris. Bahkan bukan fangirls pun histeris. Yesung peka banget. He is
the real man. Dia tahu si Mbak pasti terganggu sama rambut panjangnya yang
tidak diikat. Biar rambutnya nggak mengganggu si Mbak yang lagi fokus nonton
film, Yesung pun kuncirin rambutnya. Omonaaaa, saya teriak histeris dan tidak
jelas pas adegan ini, coba abang saya kayak gitu, eh abang siapa ya, ah coba
saya yang jadi si Mbak. Aduduh, wajah Yesung dengan ekspresi kaya gitu buat
saya meleleh. Tatapan matanya lembut, bibir tipisnya senyum simpul dan
tangannya dengan telaten ikat rambut si Mbak. Omooooo. Saya juga mau dong.
Tanpa
perlu berkata-kata, tatapan mata sudah berkata bahwa si Mbak berterima kasih
pada Yesung yang sudah mengikat rambutnya jadi dia tidak rungsep(?) lagi karena
rambutnya tergerai. Tatapan mata antara Yesung dan si Mbak merupakan dialog
tanpa kata yang saling mengungkapkan ungkapan terima kasih. Akan jadi kaya gini
kalo diucapkan dengan kata-kata.
Si
Mbak : Makasih ya, Mas, udah ikatin rambut aku.
Yesung
: Iya, Dek, tapi rambut kamu kaku banget kaya ijuk. Besok jangan lupa keramas
ya.
Si
Mbak : Enggak, Mas, adek nggak mau keramas. Nanti ilmu adek hilang kalo
keramas.
Lho?? Kok jadi kaya
gini? Abaikan ini ya.
Saking bahagiannya si Mbak diikati rambutnya
sama Yesung, dia pun senderan manja sama Yesung. Yah, ini stereotype drama nih
kalo pasangan lagi kencan. Pasti sender-senderan. Kalo saya sih bersandar saja
pada Yang Maha Kuasa. :)
That’s my favorite part. Setiap kali Yesung
dishoot dari samping itu bagian favorit saya. Hidung mancung dan dagu lancip
itu lho yang buat saya iri tetapi buat saya jatuh cinta sama Yesung. Pokoknya Yesung
paling tampan itu kalo lagi dishoot dari samping.
Flashback-nya berakhir dulu ya. Udahan dulu
romantisnya. Sekarang kita kembali ke masa sekarang dimana Yesung dan si Mbak sudah
menjadi mantan. Huhuhuhu. Ini adalah reaksi Yesung saat ibu-ibu pemilik
apartemen buka tirai di jendela apartemen dan wajah tampan yesung tertimpa
cahaya matahari. Yesung diam-diam mengamati si Mbak yang lagi mengamati rumah
Yesung, yang pas jaman mereka pacaran selalu disambangi setiap hari.
Si Mbak yang tidak lain orang yang pernah
menghabiskan beberapa waktu dalam hidupnya bersama Yesung pasti tahu kebiasaan
Yesung, termasuk kebiasaan Yesung yang suka lupa menutup keran dengan sempurna.
Si Mbak yang peka pun langsung menutup keran air dengan sempurna. Tidak ada
lagi tetes air dari keran. Tidak perlu Do Min Joon lagi karena sudah ada si
Mbak yang peka karena dia sadar menutup keran air secara sempurna adalah bentuk
penghematan air yang cinta lingkungan dan cinta uang. Hihihihi.
Yesung ada di dalam kamarnya menatap nanar
tembok yang ada di hadapannya. Eh, Yesung lagi natap ke bawah ding. Ah, intinya
Yesung tengah menatap tembok dengan perasaan galau karena di balik tembok itu
adalah si Mbak.
Si Mbak pun turut menatap Yesung yang ada di balik dinding. Intinya sih, Yesung dan si Mbak sedang saling menatap hanya saja terhalangi oleh tembok. Drama banget nih.
Sambil
bertatapan walau terhalang tembok, Yesung dan si Mbak sama-sama menarik
pikirannya kembali ke masa di mana mereka menjadi sosok yang saling mencintai. Ceritanya
ini sudah malam dan mereka sedang ada di apartemen Yesung. Yesung yang sedang
sibuk dengan sesuatu dipanggil si Mbak dan mereka pun nunjukkin lovely dovey
mereka dengan pukul-pukulan bantal. Eh, kekerasan tuh. Wkkkk.
Oh
ya, kalo diperhatiin baik-baik di scene ini kalian bakal menemukan sesuatu yang
menggelitik yaitu ada popcorn Super Junior. Yah, SM selalu bisa cari kesempatan
dalam kesempitan untuk promosi produknya. Kali ini yang dipromosiin adalah
popcorn Super Junior. Hihihihi.
Momen romantis mereka berlanjut dan momen ini
memberi jawaban misteri sepasang boneka kecil yang tadi di Close-up di awal MV.
Ternyata boneka itu merupakan simbol antara Yesung dan si Mbak, si Mbak makein
boneka yang cewek lipstik dan monyongin bibir imut gitu di depan Yesung. Ini masuk
salah satu stereotype dari drama Korea, dimana cewek itu suka sekali bertingkah
imut di hadapan kekasih mereka.
Ah, senangnya lihat tingkat imut kekasihku.
Mungkin itu yang terlintas di pikiran Yesung. Dia bahagia lihat tingkah
menggemaskan si Mbak sampai tertawa lebar. Manis sih tawanya Cuma kerutan di
samping mata itu, hmm, Yesung sudah kepala tiga. Ingat itu. Jadi wajar aja ada
kerutan.
Walau review-nya sudah panjang, tetapi MV belum
selesai pemirsa. Kali ini mereka kembali tertarik ke realitas. Sementara
ibu-ibu pemilik gedung dan perempuan pertama lagi ngobrol, si Mbak jalan ke
arah jendela dan ambil meteran tukang buat ukur jendela. Tapi karena nggak ada
yang pegang ujung yang lain, meteran tukang pun tidak bisa berdiri tegak. Eh,
untungnya ada Yesung yang peka. Dia bantuin si Mbak ukur jendela sembari
curi-curi pandang gitu. Tetapi si Mbak kembali pura-pura nggak peduli sama
Yesung. Padahal aslinya deg-degan tuh secara mantannya liatin. Dan saya ingin tertawa
lihat ekspresi wajah Yesung di sini. Polos banget lho. Masih kaya cowok polos
yang baru pertama kalo lihat cewek. Aduh, Yesung itu gregetin dan gemesin deh. Sebenarnya,
Yesung itu lagi lihatin si Mbak bukan sekadar memandang, tetapi ada sesuatu di
si Mbak yang membuat Yesung tidak bisa berpaling. Apakah itu? Lanjut ke poin
berikutnya yuk.
Nah, ini dia yang dilihat Yesung dari si Mbak.
Yesung lihatin rambut si Mbak yang diikat dengan ikat rambut yang Yesung kasih
dulu. Ulala, pasti ada rasa gimana gitu lihat mantan masih pake barang dari
jaman pacaran.
Dan kembali ke Yesung yang tengah bernyanyi di
jalan. Ternyata hari sudah malam dan Yesung semakin menunjukkan emosinya ketika
bernyanyi. Ada bulir-bulir air mata yang terjatuh dari matanya pemirsa. Aduh,
Yesung nyanyi tanpa nangis aja udah buat orang patah hati nangis semalam
suntuk, apalagi Yesung nyanyi sambil nangis pasti orang patah hati nangisnya
bisa tujuh hari tujuh malem. Pokoknya di sini Yesung berhasil menunjukkan
emosinya dalam bernyanyi dengan baik. Saya sampai ambil tisu buat elapin Yesung
yang lagi nangis di layar laptop. Wkkkk.
Kembali ke apartemen Yesung. Si Mbak ternyata
peka lho. Dia sadar kalo Yesung natap ikat rambutnya. Dia juga ngira Yesung
bakal ngambil ikat rambutnya. Alhasil, dia pun lepas ikat rambutnya daripada
Yesung tagih.
Dilepasnya
ikat rambut dari Yesung dirambut si Mbak, membuat kita bernostalgia lagi pada
momen dimana hubungan Yesung dan si Mbak berakhir. Mereka berdiri di jalan dan
sudah malam. Walau tidak ada dialog yang jelas, adegan itu sudah menunjukkan
kalo hubungan mereka berakhir. Kira-kira seperti ini kalo ada dialog.
Si
Mbak : Mas, aku pengena putus.
Yesung
: Kenapa, Dek?
Si
Mbak : Aku nggak tahan sama hubungan ini. Hubungan ini aku jalanin diam-diam
tanpa pengetahuan orangtuaku. Aku udah bohongi mereka. Aku merasa berdosa dan
jadi anak yang durhaka. Aku juga belum siap dengan hubungan ini.
Yesung
: Tapi, Dek, tapi....
STOP! Ini adegan putusnya Yesung dan si Mbak atau adegan putusnya orang lain ya?
Yah, seperti biasa, hubungan yang sudah berakhir
pasti menyisakan luka mendalam di benak dua orang itu. Si Mbak ungkapin betapa
sakitnya dia setelah putus dari Yesung dengan nangis seorang diri di dalam
kamar sedangkan Yesung masih di tengah jalan, yang untungnya sepi, nyanyi
sambil nangis. Pokoknya, air mata Yesung dan si Mbak serta suara Yesung yang
begitu menyakitkan menambah sesak perasaan siapa saja yang nonton, apalagi yang
pernah ngalamin kaya gini. Uh! Tambah baper deh.
Dan, kunjungan tiga wanita itu ke apartemen pun
berakhir. Ibu pemilik gedung dengan dua calon penghuni apartemen pun pulang. Tanpa
sepatah kata pun Yesung hanya bisa menatap kepergian si Mbak. Mungkin dalam
hati Yesung sebenarnya dia rindu dan masih cinta sama si Mbak tetapi nggak bisa
bilang karena si Mbak lewat adegan melepas rambutnya yang diikat dengan ikat
rambut dari Yesung sudah menunjukkan penolakan. Ada alasan khusus yang membuat
si Mbak nggak bisa kembali ke dekapan Yesung lagi.
Si Mbak pulang dari apartemen Yesung seorang diri
tiba-tiba menghentikan jalanya. Kaya di drama gitu Si Mbak jadi cenayang yang
peka kalau ada seseorang yang mengikutinya. Akhirnya dia berbalik dan teng tong
teng..
Ternyata
Yesung mengikutinya. Terus saya mikir keras nih. Tadi kan di apartemen Yesung
pakai pakaian santai dengan jaket kotak-kotak dan dia nyusulin si Mbak dengan
memakai setelan jas hitam lengkap dengan sepatu kulit. Bagaimana bisa Yesung
berganti secepat itu? Ya bisa ajalah, sutradaranya udah ngatur. Wkkkk.
Dan, MV ini berakhir
dengan Yesung dan si Mbak yang saling bertatapan dalam diam. Bisa jadi
sebenarnya lewat tatapan mata mereka tengah bicara tentang kemungkinan mereka
balikan. Atau Yesung bilang ke si Mbak jangan tinggal di bekas apartemennya
karena suka ada orang yang niup wajah bahwa grepe-grepe wajah ps lagi tidur.
Wkkkk. Tau deh ya. Hanya Tuhan, Yesung, si Mbak, om sutradara, tante penulis
dan seluruh kru yang terlibat di MV ini yang tahu bagaimana akhir sebenarnya
dari MV ini.
Dan,
inilah penutup dari MV “Here I am” dari Yesung. Ada logo mini album dan juga
label yang mendukungnya, yaitu SM Entertainment dan Label SJ.
Overall,
dari review yang saya buat dengan tidak jelas dan gilanya. Saya memberi poin
8.5/10 untuk MV ini. Sebenarnya, sih segi cerita bagus ya tentang dua orang
yang pernah saling mencintai kemudian bertemu kembali, hanya saja detail dari
hubungan mereka kurang, seperti bagaimana hubungan mereka berakhir. Terus dari
segi setting sedikit membosankan, walau sudah tidak ada lagi kardus i***m**
yang bertebaran, tetapi setting hanya ada di apartemen dan jalan. Jadi MV ini kurang
bisa mengeksplorasi keindahan Korea di musim semi jika dibandingkan dengan MV
Kyuhyun yang berjudul “A Million Pieces” yang menyajikan keindahan Swiss.
Seharusnya MV ini bisa menjadi salah satu cara untuk menunjukkan keindahan
musim semi di Korea, pengambilan gambar bisa dilakukan di jalanan Yeoui-do atau
Pulau Nami yang memiliki deretan pohon sakura yang akan bersemi dengan indah di
musim semi.
Untuk
akting dari Yesung dan si Mbak, yang malas saya cari tahu siapa dia, sudah
memuaskan. Yesung yang sudah pernah main drama berhasil mengekspresikan
emosinya melalui tatapan mata, wajah, suara dan air matanya. Begitu juga si Mbak
yang bisa menunjukkan ekspresi yang dingin dan pura-pura tidak peduli dengan
Yesung. Hanya saja momen romantisnya kurang dieksplorasi nih di MV ini, entah
genggaman tangan, pelukan, bila perlu kissing sekalian biar banyak fangirls
yang patah hati. Mungkin MV ini menekankan bahwa romantis tidak harus skinship.
Hahahhaa.
Akhir
kata, selamat atas debut solonya Yesung. Kerja keras Yesung selama lebih dari
satu dekade ini tidak sia-sia karena album ini menjadi pembuktian bahwa member
Super Junior pun memiliki suara emas seperti Yesung serta talenta lain seperti
akting dan menulis lagu.
Jangan
lupa tonton MV-nya disini ya https://www.youtube.com/watch?v=SNVxS7DPADI&feature=youtu.be
Sekian
review dari saya. Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca. Tulisan ini
hanya untuk kesenangan belaka. Tidak ada niat untuk menyerang satu pihak.
20 April 2016 – 14:32
©JUNG
0 komentar:
Posting Komentar